SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI

SAYA BUKAN AHLI....... TAPI SAYA INGIN BERBAGI

Sabtu, 28 Juli 2012

In Memoriam ROGER GARAUDY


Roger Garaudy  (17 Juli 1913 - 13 Juni 2012) adalah seorang filsuf Perancis. Sebelumnya beliau adalah seorang  penulis komunis terkemuka, ia masuk Islam dan menulis beberapa buku yang oleh orang Barat dianggap kontroversial karena anti-Zionis (karena penolakan thd Holocaust).Kehidupan awal, politik dan agamaLahir dari orang tua Katolik dan ateis di Marseille, Garaudy kemudian pada usia 14  menjadi Protestan. Selama Perang Dunia II, Garaudy bergabung  dalam the French Resistance , di mana dia dipenjarakan di Djelfa, Aljazair, sebagai tawanan perang Vichy Perancis. Setelah perang, Garaudy bergabung dengan French Communist Party. Sebagai kandidat politik ia berhasil terpilih sebagai anggota Majelis Nasional dan akhirnya naik ke posisi wakil ketua, dan kemudian senator. Ia menjadi teoritikus partai terkemuka untuk pesta dan menulis puluhan karya ilmiah.Garaudy tetap seorang Kristen dan akhirnya kembali menjadi Katolik selama karir politiknya. Dia berteman dengan salah satu ulama Perancis yang paling menonjol dari waktu, Abbé Pierre, yang pada tahun kemudian didukung Garaudy, bahkan tentang pandangan yang terakhir yang paling kontroversial.Pada tahun 1970, Garaudy diusir dari Partai Komunis menyusul kritik blak-blakan tentang invasi 1968 Soviet Cekoslowakia. Kemudian Ia menjadi komentator Islam terkemuka dan pendukung perjuangan Palestina.Garaudy menulis lebih dari 50 buku, terutama pada filsafat politik dan Marxisme. Holocaust denialArtikel utama: Mitos Pendiri Israel modernPada tahun 1996 Garaudy diterbitkan karyanya yang paling kontroversial, Les Mythes fondateurs de la Politique Israelienne, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai The Mitos Pendiri Israel Modern. Karena buku itu berisi penolakan Holocaust, pengadilan Prancis melarang setiap publikasi lebih lanjut dan pada 27 Februari 1998 dia didenda 240.000 franc Prancis. Dia dijatuhi hukuman hukuman penjara diskors beberapa tahun.Dukungan dari Dunia IslamSetelah persidangan dan keyakinan di Perancis, Garaudy dipuji di dunia Muslim dan menerima substansial keuangan, dukungan politik dan publik. Di Republik Islam Iran, 160 anggota parlemen menandatangani petisi untuk mendukung Garaudy itu. Pejabat senior Iran mengundangnya ke Teheran dan diterima dengan hangat. Para pemimpin Iran mengecam Israel dan Barat untuk membawa Garaudy ke pengadilan.  Pemimpin Iran  Ali Khamenei dikutip Garaudy untuk karyanya dalam mengungkap Zionis "Nazi seperti perilaku." Presiden Iran Mohammad Khatami dijelaskan Garaudy sebagai "pemikir" dan "orang percaya" yang dibawa ke pengadilan hanya untuk penelitian penerbitan yang "tidak menyenangkan pihak Barat." 
Garaudy telah dipuji di seluruh Dunia Islam:
  • Pada bulan Juni 1999, Para intelektual Yordania menyebut Garaudy "pribadi budayawan yang paling penting  di dunia internasional abad ke-20."
  • Mantan wakil presiden Suriah Abdul Halim Khaddam menyebutkan Garaudy "filsuf terbesar Barat kontemporer."
  • Pemimpin Libya Muammar al-Gaddafi menyatakan bahwa Garaudy adalah  "filsuf Eropa yang lebih besar sejak Plato dan Aristoteles."
  • Garaudy adalah  a co-winner of the King Faisal International Prize for Services to Islam in 1986
  •  Pada Februari 2006, pemimpin Hizbullah,  Hassan Nasrallah menjelaskan Garaudy sebagai "seorang filsuf besar Perancis." Nasrallah kemudian memuji Garaudy untuk mengekspos "Holocaust Yahudi  di Jerman" dan  Garaudy  telah membuktikan "Holocaust adalah mitos." Nasrallah juga mengecam Perancis untuk menempatkan Garaudy sebagai terdakwa di Pengadilan.

AKTIFITAS SELAJUTNYA 


Dalam wawancara kemudian, Garaudy menyatakan bahwa serangan 11 September 2001 dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat. Dia juga mengulangi klaimnya bahwa Holocaust adalah mitos, yang menyatakan bahwa pembantaian Yahudi oleh Nazi selama Perang Dunia Kedua "diciptakan sebagai mitos oleh Churchill, Eisenhower dan De Gaulle" untuk membenarkan perusakan dan pendudukan Jerman.
Pada Desember 2006, Garaudy tidak dapat menghadiri Konferensi Internasional untuk Meninjau Visi Global Holocaust karena alasan kesehatan. Dia dilaporkan mengirim pesan rekaman video yang mendukung pandangan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad bahwa Israel harus tidak ada lagi.Roger Garaudy meninggal di Paris pada 13 Juni 2012, berusia 98.
Setelah wafat pada Juni 2012, Garaudy kemudian menerima pujian dari sejumlah sumber :

  •  Kolumnis Adam Yousef menulis di harian Kuwait Al-Jarida bahwa "Garaudy tidak melakukan kejahatan apapun Dia hanya menunjukkan bahwa jumlah orang Yahudi yang tinggal di Eropa selama Perang Dunia II tidak melebihi 3,5 juta -. Jadi di mana enam juta berasal, di mana Israel mendasarkan mitos Holocaust? Ini adalah pertanyaan ilmiah sederhana, ... "
  •  The Iranian news agency Fars menyebutnya "denier pertama dari mitos Holocaust."
  •  The Arab Writers Union in Syria, yang Garaudy adalah anggota kehormatan, menulis bahwa ia membuktikan bahwa "kredibilitas kebenaran dan berdasarkan bukti dan akurasi ilmiah" adalah mungkin. "
  • Tawfiq Al-Madina  penulis Tunisia , diklaim dalam harian Al-Thawra Suriah bahwa Garaudy telah mengekspose mitos-mitos  palsu Zionis dan propaganda mereka yang salah tentang Holocaust ..."
  •  Fares Al-Wabasha, a columnist for the Jordanian daily Al-Dustour, menulis: "jarang sekali kita temukan seorang filsuf Barat terkemuka dan pemikir seperti Roger Garaudy, yang mendukung kasus-kasus di dunia Arab dan mengekspos secara rasional dan ilmiah klaim memalukan dari gerakan Zionis  ... "




Sumber WIKIPEDIA

Kegemilangan Islam (inti sari sebuah buku karya Roger Garaudy berjudul Panji-panji Islam)

Roger Garaudy, seorang cendikiawan Prancis yang jatuh cinta pada Islam menulis hasil penelitiannya dalam sebuah buku yang berjudul Panji-Panji Islam. Dengan penuh antusias mengatakan bahwa selama berabad-abad yang lalu dunia Barat hanya bisa membanggakan satu orang jenius dalam bidang intelektual yang memiliki multidisiplin dalam bidang keilmuan yaitu Leonardo da vinci. Sementara dalam Islam terdapat banyak orang jenius yang universal. Dari Al-Kindi sampai Ar-Razi, dari Al-Bairuni sampai Ibnu Sina, dan masih banyak orang Islam yang jenius yang telah mengubah wajah dunia modern.

Dalam bidang matematika kita berjumpa dengan Al-Khawarizmi yang berhasil menyempurnakan perhitungan sistematis dalam bentuk desimal, algoritma (al-khowarizmi) . Beliau pelopor paling jenius dalam bidang hitung menghitung. Sendiri ilmu Aljabar (kata Aljabar diambil dari buku karangannya yang sangat terkenal sampai saat ini).

Ibnu Tsabit bin Qouroh pada abad IX menciptakan hitungan integral dan menghubungkan antara geometri dengan Aljabar. Al-Biruni, Abdul Wafa menemukan teori tentang sinus-cosinus dan menciptakan secante beberapa abad sebelum Copernicus. Dalam bidang astronomi, dunia barat waktu itu hanya mengenal satu nama, Plotomeus. Padahal dunia Islam menampilkan jagoan astronomi yang super jenius, yaitu Al-Battani yang mampu menghitung enklinasi ekliptik sampai 23 derajat 35 detik.

Pencatat hasil-hasil penggambaran (boleh dibilang karya jurnalistik) dunia barat hanya mengenal Marcopolo. Padahal tiga abad sebelum Marcopolo mengenal Cina, pedagang Arab yang bernama Sulaiman telah singgah di Canton dan disusul oleh Ibnu Battutah. Dalam bidang geografi, peta bung yang paling mendekati kenyataan, ditemukan oleh orang Islam, seperti misalnya penemuan Idris yang telah membuat buku karangan Kitab Raja Roger yang buku itu dilengkapi dengan peta geografis dunia yang tingkat presisinya sangat tinggi.

Dalam ilmu kelautan, kita berjumpa dengan Ibnu Majid yang menulis buku : Prinsip-prinsip Pelayaran dan Peraturannya. Dia diberi gelap Singa Prahara, karena berhasil menjadi petunjuk jalan armada Portugis yang dipimpin Vasco da Gama, yang berlayar dari Melende di pantai Afrika ke Calcutta pada 1498. Vasco da Gama sendiri mengakui bahwa Ibnu Majid adalah asset yang sangat berharga dalam ilmu kelautan khususnya dalam bidang oceanografi.

Dunia kedokteran di Barat justru sangat mengenaskan. Prestasi dalam bidang kedokteran Barat pada abad tersebut boleh dibilang nihil, karena ajaran dan kekuasaan gereja yang menghalangi perkembangan ilmu (ingat peristiwa pengucilan Galileo Galilei, Copernicus, dll).

Pada 1215, dalam konsili Latran, Paus Innocent II membuat perintah untuk mengancam para tabib yang mengobati orang sakit, dikarenakan orang sakit itu adalah para pendosa besar. Karena mental seperti itulah maka fakultas kedokteran di Paris waktu itu hanya mempunyai satu naskah ringkasan ilmu. Itu pun dijiplak dari hasil karya Ar-Rizi dan Ibnu Sina. Pantaslah sebagai tanda terima kasih, dimuka Amphi Theathre di jalan Saint Peres, Universitas Sorbone Paris, dibuatkan patung sebagai tanda kehormatan dan rasa berhutang dunia Barat Kristen terhadap dua tokoh Islam tersebut.

Pada tahun 1000 seorang dokter ahli mata di Baghdad, Al-Maswili dapat menyembuhkan katarak dengan cara menyedot cairan dengan alat jarum yang bolong. Padahal operasi semacam itu, baru dapat dilakukan dunia Barat pada 1864 oleh Dr. Blanchet. Ibnu Nafis menemukan sirkulasi darah empat ratus tahun sebelum Harvey dan tiga ratus tahun sebelum Michel Servet. Ahli bedah di Andalusia, Abdul Qosim menyelidiki TBC tulang punggung, tujuh abad sebelum dilakukan oleh Percivall Pott (1713-178cool.

Jangan ditanya soal koleksi buku ilmiah. Khalifah Al-Makmur adalah raja menjadi pelopor didirikannya perpustakaan. Untuk pertama kalinya di dunia dia membuat perpustakaan dengan koleksi satu juta buku di dalam perpustakaan yang diberi nama oleh beliau sebagai Baitul Hikmah. Dunia Barat memang harus berterima kasih kepada Islam, karena mereka baru menemukan ilmu modern dan memasuki ilmu pencerahan dan pembebasan dari kemajuan berfikir setelah mereka belajar di Universitas Castilia, Cordova Andalusia (spanyol), kemudian dibawa ke eropa yang pada waktu itu sedang terlelap dalam selimut kegelapan yang berat.

Semua itu dimulai dari Al-Quran, satu hal yang paling mengagumkan bahwa pencapaian keilmuan Islam dimasa lalu dimulai dari penghayatan para cendikiawan terhadap Al-Quran sebagai sumber dari segala sumber yang memberikan aspirasi akbar untuk memasuki dunia penelitian. Mereka merasa sangat terpanggil dengan kisah penciptaan Adam a.s yang sarat dengan hikmah dan informasi pengetahuan. Misalnya saja surah Al Baqarah ayat 31-33, bagaimana Allah memberikan pengetahuan kepada Adam (al-asma kullaha) melebihi pengetahuan malaikat, sehingga malaikat dan iblis diminta memberikan rasa hormatnya kepada Adam yang disimbolkan dengan bersujud.

Lima ayat Al-Alaq, yang untuk pertama kalinya diwahyukan kepada Rasulullah saw yang merangsang akal untuk menelitinya.
"Bacalah! Dengan mana TuhanMu yang Maha Mulia. Yang mengajarkan dengan pena. Mengajarkan kepada manusia, tentang apa-apa yang tidak mereka ketahui."

Al-Quran penuh dengan simbol (tamsil) dan bayan (keterangan) yang secara komplet menggambarkan berbagai fenomena mikro dan makro kosmos yang seharusnya selalu merangsang akal dan rasa para Ulil Albab untuk melakukan tindakan ilmiah. Kalau dunia ilmu pengetahuan tetap dilandaskan kepada moral, maka kemajuan akan menjadi penunjang kesejahteraan umat manusia.

Mampukah kita mengulangi kesuksesan masa lalu ? Sehingga umat manusia dapat diselamatkan dari dajjal yang bermata satu itu (One Dimention Man) manusia berdimensi satu.

Wahai para Ulil Albab, peranmu ditunggu oleh dunia untuk menyelamatkan umat manusia.

Anne Kennedy Memeluk Islam Saat Mengunjungi Gaza

Hidayah bisa datang dimana dan menyapa siapa saja. Termasuk wanita berkebangsaan Inggris, Anne Kennedy yang mendapatkan hidayah saat mengunjungi Jalur Gaza, Palestina. Wanita 49 tahun itu mengucapkan dua kalimat syahadat di awal-awal Ramadhan, tepatnya, Sabtu (21/7) lalu.

Pernyataan Anne telah menjadi muslimah disampaikannya dalam suatu temu wartawan di Kantor Pusat Palestine Scholars Association di Jalur Gaza, Palestina. Ramadhan tahun ini pun menjadi yang pertama baginya.

Press TV melaporkan, Anne mengaku memeluk Islam secara sadar, tanpa paksaan dari siapa pun. Perkenalannya dengan Islam dijembatani oleh seorang pemuda Palestina bernama Yusuf Hassan dari Khan Younis Citu, selatan Jalur Gaza. Sejak perkenalan itu ia mempelajari Islam lebih daalam via internet dan membaca banyak buku.

Setelah resmi menjadi seorang muslimah, Anne pun menanggalkan nama lamanya dan menggantinya menjadi Khadijah Hassan. Ia juga mengenakan jilbab sebagai upaya menjadi muslimah yang kaffah.

Khadijah mengisahkan, Hassan banyak memberikan informasi mengenai Allah SWT dan Islam. Menurutnya, Islam adalah agama yang unik, damai, dan mencerahkan. Ia pun mengaku bahagia setelah menjadi seorang muslimah dan mulai mempelajari Alquran.

Wanita yang memiliki gelar Bachelor of Arts (BA) di bidang ekonomi dan ilmu politik, serta Master of Arts (MA) di bidang filsafat ini sebelumnya pernah mengajar Agama di London. Selain itu, ia menyatakan kepuasannya dengan membawa agama Islam di dalam Jalur Gaza yang terblokade sebagai benteng pertahanan umat Muslim.

Sumber: Republika - Press TV
Redaktur: Karta Raharja Ucu

Jeffrey Lang: Takjub dengan Alquran, Profesor Matematika itu Memeluk Islam


Jeffrey Lang: Takjub dengan Alquran, Profesor Matematika itu Memeluk Islam


Sikap kritisnya terhadap logika keberadaan Tuhan membawanyanya pada atheisme di usia remaja. Namun, kekalahan logikanya oleh Alquran sepuluh tahun kemudian membimbing profesor Matematika ini pada Islam, agama yang pernah hadir dalam mimpinya.
***
“Ayah, apakah surga itu benar-benar ada?” Jeffrey Lang kecil bertanya kepada ayahnya saat berjalan-jalan bersama anjing peliharaannya di pantai, sekitar 50 tahun lalu.
Kini, Jeffrey adalah seorang profesor Matematika yang memperoleh gelar master dan doktor dari Purdue University, West Lafayette, Indiana pada 1981. Pertanyaan yang pernah dilontarkannya saat masih kanak-kanak itu kini terjawab sudah. Dosen dan peneliti di Universitas Kansas Amerika Serikat ini menemukannya dalam Islam, 32 tahun lalu.
Lahir pada 30 Januari 1954 di Bridgeport, Connecticut, Jeffrey dibesarkan di tengah keluarga dan lingkungan Katolik Roma. Selama 18 tahun pertama dalam hidupnya, ia belajar di sekolah-sekolah Katolik, di mana ia bertemu pendeta dan teman-teman dari latar belakang agama yang sama.
Hidup di lingkungan Katolik tak begitu saja menjadikan Jeffrey seorang pemeluk agama yang taat. Sikap kritis yang dimilikinya sejak kecil justru menjauhkannya dari agama keluarganya itu. Diskusi-diskusi yang dibangunnya dengan orang tua, pendeta sekolah, dan teman-teman sekolahnya tak pernah berhasil menjawab pertanyaannya tentang keberadaan Tuhan.
“Pada masa itu, aku sudah mulai banyak bertanya tentang nilai-nilai kehidupan, baik secara politik, sosial, maupun keagamaan. Aku bahkan sering bertengkar dengan banyak kalangan untuk memperdebatkan hal itu, termasuk dengan pemuka gereja Katolik,’’ tulisnya dalam salah satu buku tentang perjalanannya menemukan Islam.
Menjelang kelulusannya dari sekolah Notre Dam Boys High, saat usianya 18 tahun, Jeffrey merasa kebuntuan logika tentang Tuhan hanya menyisakan satu pilihan baginya; menjadi atheis. Sang ayah yang marah dengan pilihan Jeffrey berkata, “Tuhan akan membuatmu tertunduk, Jeffrey.”
Ucapan ayahnya benar-benar terjadi. Jeffrey tertunduk dan bersimpuh di hadapan Tuhan pada suatu malam, dalam sebuah mimpi.
Dalam mimpinya, Jeffrey berada di dalam sebuah ruangan kecil yang tenang dan hening. “Tak ada perabot apapun, tidak juga hiasan apapun di dindingnya yang berwarna putih keabuan. Hanya ada karpet bermotif dengan warna dominan merah dan putih menutupi lantai ruangan,” katanya.
Jeffrey menambahkan, dirinya tak sendiri di dalam ruangan itu. Ia dan beberapa orang lainnya berada dalam beberapa barisan. “Aku ada di barisan ketiga. Tak ada perempuan di sana, hanya laki-laki. Kami semua duduk di atas tumit-tumit kami, menghadap sebuah jendela kecil yang membawa cahaya yang terang benderang ke dalam ruangan.”
Jeffrey merasa asing karena tak mengenal siapapun, namun melakukan gerakan ruku’ dan sujud bersama dan seirama. “Tenang sekali, seolah seluruh suara dimatikan,” katanya. Masih dalam mimpinya, di tengah keheningan itu, Jeffrey tersadar bahwa mereka dipimpin seseorang yang berdiri paling depan di bagian tengah ruangan. “Ia berada di sisi kiriku, tepat di tengah ruangan, terpisah dari barisan.”
“Aku hanya sempat melihatnya sekilas, pria itu memakai jubah panjang putih. Di kepalanya terdapat sebuah kain putih dengan motif merah. Saat itulah aku terbangun dari mimpiku.”
Mimpi itu berulang kali menghampiri Jeffrey di sepanjang 10 tahun kehidupan tanpa Tuhan yang dijalaninya. Karena sama sekali tak mengerti, Jeffrey mengabaikannya. Hanya saja, satu hal yang tak dilupakan Jeffrey, “Aku selalu merasa nyaman setiap terbangun dari mimpi aneh itu.”
***
Sepuluh tahun kemudian, di hari pertamanya mengajar di University of San Fransisco, Jeffrey bertemu seorang mahasiswa Muslim di kelas Matematika yang diampunya. Dalam rentang waktu yang cukup singkat, Jeffrey telah menjalin pertemanan dengan mahasiswa Muslim itu, juga keluarganya. Keduanya sering berbincang dan berdiskusi, namun tak pernah membahas soal agama.
Hingga pada suatu waktu, salah seorang keluarga mahasiswa Muslim itu memberi Jeffrey sebuah salinan Alquran. Karena tak sedang mencari agama, dan sebagai seorang ateis, Jeffrey membacanya dengan berbagai prasangka di otaknya.
Jeffrey pun segera terlibat dalam apa yang disebutnya pergulatan. “Alquran menyerangku secara langsung dan personal, mengkritik, mempermalukan, dan menantangku. Sejak awal, kitab itu menorehkan garis peperangan, dan aku berada di wilayah yang berseberangan,” katanya.
“Anda tidak bisa hanya membaca Alquran. Tidak akan bisa jika Anda melakukannya dengan serius. Pilihannya (ketika Anda membaca Alquran) adalah, pertama, Anda telah menyerah padanya atau, kedua, Anda menantangnya.”
Jeffrey kewalahan. Ia kebingungan. “Aku menderita kekalahan parah. Karena saat membacanya, sangat jelas kurasakan bahwa Penulisnya (Allah SWT) mengetahui tentangku lebih baik daripada aku mengenal diriku sendiri,” ujarnya takjub.
Ketakjuban itu bertambah. Ketika Jeffrey memunculkan pertanyaan dan sanggahan baru dalam otaknya setiap selesai membaca Alquran hingga bagian tertentu, ia segera memperoleh jawabannya saat meneruskan bacaannya. “Seolah Penulis kitab itu membaca pikiranku.”
“Alquran selalu berada jauh di depan pemikiranku. Ia menghapus rintangan yang telah kubangun bertahun-tahun lalu dan menjawab semua pertanyaanku,” katanya. Semakin keras ia mencoba melawan dengan sanggahan dan pertanyaan, semakin jelas ia memperoleh kekalahan dalam pergulatan itu. “Aku dituntun ke sebuah sudut di mana hanya ada satu pilihan.”
***
Tahun 1982, Jeffrey mendapati sejumlah kecil mahasiswa Muslim memanfaatkan sebuah ruangan kecil di basement gereja untuk shalat. Ia memberanikan diri mengunjungi tempat itu pada suatu hari. Setelah beberapa jam di ruangan kecil itu, Jeffrey keluar dengan sebuah identitas baru; Muslim.
Ia telah bersyahadat di sana, beberapa saat menjelang tengah hari. Memasuki waktu Dzuhur ia berbaur dan berdiri dalam barisan bersama para mahasiswa, dipimpin seorang bernama Ghassan. Jeffrey menunaikan shalat pertamanya.
Jeffrey terlarut dalam setiap gerakan shalat yang diikutinya. Saat menyelesaikan gerakan sujud dan melakukan duduk iftirasy, Jeffrey melihat ke arah depan dan melihat Ghassan. “Ia berada di sisi kiriku, di tengah-tengah di depan sana, di bawah jendela yang menghujani ruangan dengan cahaya. Ia terpisah dari barisan, mengenakan jubah putih, dengan selendang putih bermotif merah di kepalanya.”
“Mimpi itu!,” teriaknya dalam hati. Setelah berhasil meyakinkan dirinya bahwa ia tak sedang bermimpi, Jeffrey disergap rasa hangat yang mendamaikan hatinya.
Ia berlutut dengan kening menyentuh lantai. Bagian tertinggi raganya yang penuh dengan berbagai pengetahuan dan intelektualitas berada di titik terendah, dalam sebuah penyerahan total kepada Allah SWT. Pipi Jeffrey basah oleh air mata.
Sumber bacaan : Republika.co.id
Redaktur           : Heri Ruslan
Reporter            : Devi Anggraini Oktavika

Maryam Jameela, Masuk Islam Usai Diterpa Propaganda Yahudi

Dunia mengenal tokoh yang satu ini sebagai seorang intelektual serta penulis ternama di bidang agama, filsafat, maupun sejarah. Maryam Jameela, demikian nama muslimnya. Ia telah menghasilkan sejumlah karya yang cukup penting dalam khazanah pemikiran Islam, antara lain Islam and Western Society: A Refutation of the Modern Way of Life, Islam and Orientalis,  Islam in Theory and Practice, dan 'Islam and the Muslim Woman Today'.

Salah satu hal yang patut dicatat dari tulisan-tulisan serta pemikiran Maryam Jameela, adalah keyakinannya terhadap agama Islam yang dinilainya sebagai agama terbaik. Islam merupakan agama dengan keunggulan paripurna, sehingga merupakan satu-satunya jalan untuk menuju kehidupan lebih baik, baik di dunia maupun akhirat.

Melalui karyanya, Maryam ingin menyebarkan keyakinannya itu kepada segenap umat Muslim di seluruh dunia. Harapannya adalah agar umat semakin percaya diri untuk dapat mendayagunakan keunggulan-keunggulan agama Islam tersebut demi meraih kejayaan di berbagai bidang kehidupan.

Sikap dan pemikiran yang ‘trengginas’ itu tampaknya tak bisa dilepaskan dari latar belakang kehidupan cendekiawan ini. Sejatinya, wanita kelahiran 23 Mei 1934 tersebut adalah seorang Yahudi. Keislamannya berlangsung ketika masih berusia remaja.

Ia menyandang nama Margareth Marcus sebelum memeluk Islam. Berasal dari keluarga Yahudi, Margareth dibesarkan dalam lingkungan yang multietnis di New York, Amerika Serikat. Nenek moyangnya berkebangsaan Jerman. "Keluarga kami telah tinggal di Jerman selama empat generasi dan kemudian berasimilasi ke Amerika," papar Maryam, dalam buku Islam and Orientalism .

Margareth kecil sangat menyukai musik, terutama simphoni dan klasik. Prestasinya pada mata pelajaran musik pun cukup membanggakan karena selalu mendapatkan nilai tertinggi di kelas. Hingga suatu hari dia mendengarkan musik Arab di radio, dan langsung jatuh hati.

Kian hari dirinya makin menyukai jenis musik ini. Margareth pun tak sungkan meminta kepada ibunya agar dibelikan rekaman musik Arab di sebuah toko milik imigran Suriah. Sampai akhirnya, dia mendengar tilawah Alquran dari sebuah masjid yang berada tak jauh dari tempat tinggalnya di kota New York.

Margareth merasa ada kemiripan bahasa antara musik Arab dan Alquran tadi. Akan tetapi, yang didengarnya di masjid, jauh lebih merdu. Sehingga, demi untuk menikmati keindahan lantunan ayat-ayar Alquran itu, Margaret kecil rela menghabiskan waktu untuk duduk di depan masjid .

Ketika beranjak dewasa, barulah Margareth mengetahui bahwa pelantun irama yang merdu dan telah membuainya semenjak kecil, adalah pemeluk agama Islam. Sedikit demi sedikit dia lantas berusaha mencari informasi tentang Islam, tanpa pretensi apapun terhadap agama ini.

Persinggungan yang semakin intens dengan Islam baru terjadi saat menempuh pendidikan di New York University. Usianya 18 tahun kala itu. Pada tahun keduanya, Margareth mengikuti mata kuliah Judaism in Islam karena ingin mempelajari Islam secara formal.

Setiap perkuliahan, sang dosen kerap menjelaskan bahwa Islam merupakan agama yang diadopsi dari agama Yahudi. Segala yang baik dalam Islam pada dasarnya berasal dari kitab Perjanjian Lama, Talmud dan Midrash. Tak jarang pula diputar film-film tentang propaganda Yahudi. Intinya, yang dipaparkan di ruang kuliah sering kali menunjukkan inferioritas Islam dan umat Muslim.

Akan tetapi, Margareth tidak begitu saja termakan indoktrinasi ini. Dia merasa ada yang aneh dengan segala penjelasan tadi karena terkesan menyudutkan. Dirinya merasa tertantang untuk membuktikan bahwa segala yang diterimanya di perkuliahan ini lebih bernuansa kebencian kepada Islam.

Margareth menyediakan waktu, pikiran dan tenaga yang cukup panjang untuk mempelajari Islam secara mendalam, sekaligus membandingkannya dengan ajaran Yahudi. Apa yang terjadi? Dia justru banyak melihat kekeliruan dalam agama Yahudi, sebaliknya menemukan kebenaran pada Islam.

Hasil penelaahannnya dicurahkan dalam suratnya kepada Abul A'la al-Mawdudi, seorang ulama besar Pakistan. Di situ sia menulis, “Pada kitab Perjanjian Lama memang terdapat konsep-konsep universal tentang Tuhan dan moral luhur seperti diajarkan para nabi, namun agama Yahudi selalu mempertahankan karakter kesukuan dan kebangsaan. Sebagian besar pemimpin Yahudi memandang Tuhan sebagai agen real estate yang membagi-bagikan lahan untuk keuntungan sendiri. Maka, walau perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Israel sangat pesat, namun kemajuan material yang dikombinasikan dengan moralitas kesukuan ini adalah suatu ancaman bagi perdamaian dunia."

Kecintaan Margareth kepada Islam tak terbendung lagi. Dirinya semakin mantap untuk memilih Islam sebagai jalan hidup. Akhirnya ketika berusia 19 tahun, Margareth resmi memeluk Islam, tepatnya pada tahun 1961. Dia mengganti namanya menjadi Maryam Jameela.

Seperti tertera dalam buku Islam and Orientalism, sebenarnya keinginan menjadi mualaf sudah sejak jauh-jauh hari, akan tetapi selalu dihalangi keluarganya. Mereka menakut-nakutinya dengan mengatakan bahwa umat Islam tidak akan bersedia menerimanya karena berasal dari keturunan Yahudi.

Namun, Margareth tidak gentar, dan dia mampu membuktikan bahwa apa yang dikatakan keluarganya tidaklah benar. Umat Muslim justru menyambutnya dengan hangat. Keputusan beralih menjadi Muslimah, diakuinya kemudian, juga turut dipengaruhi oleh kekagumannya pada dua karya terkenal dari Mohammad Assad, yakni The Road to Mecca dan Islam at Crossroad .

Setelah berislam, dia mengalami semacam transformasi pola pikir yang dia istilahkan sebagai ‘transformation from a kafir mind into a Muslim mind’ (transfomasi dari pikiran kafir ke pikiran Muslim). Menurut Maryam, perubahan pola pikir yang memengaruhi perilaku dan tutur kata dalam kehidupan sehari-hari, akan terjadi bila seseorang memasuki ruang keislaman. Ada perbedaan mendasar antara pemikiran dari seorang Muslim dan kafir.

Tak lama setelah itu, Maryam memulai kegiatan penuangan ide, gagasan dan pemikirannya sebagai penulis tetap pada majalah Muslim Digest terbitan Durban, Afrika Selatan. Artikel-artikelnya kerap menekankan inti ajaran tentang akhlak, takwa dan iman, serta kebenaran dalam agama Allah SWT. Dan melalui aktivitas di jurnal itu, dia semakin akrab dengan Mawlana Sayid Abu Ala Mawdudi, pendiri Jamaati Islami (Partai Islam) Pakistan, yang juga kontributor di jurnal yang sama.

Maryam sangat terkesan dengan karya dan pemikiran-pemikiran Mawdudi, sehingga memutuskan untuk berkorespondensi. Surat-menyurat antara keduanya dilakukan pada kurun waktu 1960 dan 1962, dan kemudian dibukukan dengan judul  Correspondences Between Mawlana Mawdoodi and Maryam Jameela . Keduanya saling berdiskusi tentang banyak hal terkait kehidupan umat Muslim, hubungan Islam dan Barat, serta masih banyak lagi.

Sebenarnya, beberapa saat sebelum memeluk Islam, Maryam Jameela sudah aktif menulis sejumlah artikel yang intinya membela Islam. Dia juga gencar mengkritik berbagai paham modern yang seolah hendak dipaksakan untuk diterapkan kepada masyarakat Islam.

Atas undangan Mawdudi, di tahun 1962, Maryam datang ke Pakistan. Tak sekadar berkunjung, dia bahkan disarankan untuk menetap di Lahore agar bisa lebih fokus pada aktivitas intelektualnya. Beberapa waktu kemudian, dia menikah dengan Muhammad Yusuf Khan.

Sejak menetap di Pakistan, Maryam menghasilkan sejumlah karya yang berpengaruh, termasuk dalam menerjemahkan ideologi Jamaati Islami dengan bahasa yang sistematis sehingga diterima secara luas. Meski tidak secara formal terlibat dalam partai itu, Maryam adalah salah satu pembela paling gigih terhadap paham dan ideologi Jamaati Islami. Hingga kini, Maryam masih tinggal di Pakistan dan terus berkarya.



SUMBER BACAAN :  REPUBLIKA

Anna Stamou, Demi Menemukan Islam Rela Jadi “Pasien” Para Filsuf

Anna Stamou


 Salah satu penghargaan terkemuka Muslim internasional di Eropa baru-baru ini diberikan kepada seorang wanita Yunani. Manajer humas dari Asosiasi Muslim Yunani, Anna Stamou, dianggap sebagai satu dari 10 wanita Muslim dengan pengaruh yang besar dan yang paling positif di Eropa.
Penggagas penghargaan, adalah European Muslim Professionals Network (CEDAR), yang didukung oleh Institute of Strategic Dialogue, atau dikenal juga dengan nama “Three Club”. Seremonial pemberian penghargaan dilakukan akhir tahun lalu di Madrid, Spanyol.
Tak banyak yang tahu, enam tahun yang lalu ia adalah seorang mualaf. Ia menemukan Islam setelah bergulat dengan kegelisahan dirinya.
“Pencarian saya telah lama, saya selalu mencari jawaban. Dalam pencarian saya tentang kebenaran, aku tidak bisa mendapatkan jawaban yang memuaskan,” ujarnya, tentang perjalanan batinnya.
Sejak sekolah menengah, Anna punya minat yang tinggi di bidang sains. Dalam mata pelajaran ini, dia selalu unggul. Imbasnya, dalam menemukan jawaban atas kegamangan batinnya, ia bermain logika.
“Jadi, saya berkonsultasi ke beberapa sekolah filsafat, bertemu banyak filsuf. Saya ditangani mendalam dengan Pythagoras,” ia tersenyum menjelaskan.
Selama pencarian ini, ia bertemu dengan suaminya sekarang. Saat itu, mereka sama-sama bergabung sebagai sukarelawan organisasi Doctors of the World, selama perang di Irak. Dari pria inilah, ia banyak menemukan pengetahuan tentang Islam.
Namun, ia tak menerima mentah-mentah omongannya. Anna mulai meneliti lebih dalam ajaran-ajarannya. “Saya pikir ini karena ilmu yang saya peroleh dari sekolah bahwa Islam adalah sebuah agama inferior dan terdistorsi. Islam meskipun telah memberi saya jawaban, saya berkata pada diri sendiri bahwa saya harus belajar lebih banyak tentang agama ini,” katanya.
Di Yunani, Islam kerap rancu dengan Turki. Pasalnya, kebanyakan Muslim di Yunani berasal dari Turki. Buku-buku keislaman, umumnya menggunakan bahasa mereka. “Meskipun ada ribuan Muslim Yunani, saya tidak mengerti mengapa tidak ada buku yang diterbitkan dalam bahasa Yunani,” ujarnya. Ia mempelajari Islam dari buku-buku berbahasa Inggris dan Prancis.
Dia beruntung mengalami transisi dari agama lamanya menuju Islam didampingi oleh penerimaan dari sisi keluarga dan teman-temannya. “Saya belum bertemu reaksi negatif. Beberapa orang mungkin memiliki pertanyaan, tapi tak pernah ada tendensi negatif,” ujarnya, yang mengaku dengan senang hati akan menjelaskan agama barunya.
Di sisi lain, ia juga menjaga hubungan dengan mereka yang beda agama secara baik, termasuk keluarganya. “Kini saya mengenakan jilbab, dan tak masalah bagi mereka,” katanya. Ia juga akan hadir di tengah keluarganya saat mereka merayakan hari besar agama.
“Jilbab adalah bagian dari iman. Ingat, hanya bagian, Anda dapat memilih untuk mengikuti atau tidak. Ini adalah pilihan Anda,” katanya. Ia menyatakan, adalah salah anggapan publik Barat yang menyamakan jilbab sebagai simbol penindasan atas kaum perempuan. “Jilbab adalah masalah pilihan. Saya mendukung mereka yang memperjuangkan hak mereka untuk memakainya.”
Ia mengatakan, dasar dari semua masalah adalah hidup berdampingan secara damai dan toleransi. “Selama Ramadhan, kami makan bersama dengan teman-teman Kristen kami, ini adalah sesuatu yang tidak mudah ditemukan di Eropa. Selain itu, putri saya mencintai dan bersemangat untuk Natal. Mereka juga ada di acara Paskah keluarga,” tambahnya.
Saat Idul Fitri, hal sama dilakukan padanya. Bahkan, para mahasiswanya bergantian menyalami dan memeluknya. “Saya beruntung menjadi bagian Yunani. Demokrasi ada di sini,” ujar dosen kimia di dua perguruan tinggi Yunani ini.


SUMBER BACAAN: kisahmuallaf.com

Maurice Bucaille menemukan Islam

Professor Maurice Bucaille

Seorang Dokter Bedah Berasal dari Prancis
Menyatakan dirinya masuk Islam, disebabkan oleh Mumi Fir’aun
Professor Maurice Bucaille adalah seorang dokter ahli bedah terkemuka di dunia yang berasal dari Prancis. Ia mempunyai cerita yang sangat menakjubkan. Ia menjelaskan sebab musabab dirinya meninggalkan agama Katolik yang telah di anutnya bertahun-tahun, kemudian menyatakan dirinya memeluk agama Islam.
Setelah menyelesaikan study setingkat SMA-nya, ia menetepkan untuk mengambil jurusan kedokteran pada sebuah univertsitas di Prancis. Ia termasuk salah satu dari mahasiswa yang berprestasi hingga akhir tahun, karena kecerdasan dan keahlian yang dimilikinya, dia kemudian menjadi seorang dokter terkemuka di Prancis.
Prancis adalah negara yang terkenal sangat menjaga dan mementingkan barang-barang peninggalan kuno dibandingkan dengan negara yang lainnya, terutama pada masa kepemimpinan Fransu Metron tahun 1981.
Pada tahun itu, Prancis meminta ijin kepada Mesir agar mereka diberikan kesempatan untuk memeriksa dan meneliti mumi Fir’aunnya yang terkenal. Sebuah mumi yang tak asing dikalangan orang-orang Islam. Fir’aun ini adalah orang yang ditenggelamkan Allah dilaut merah, tatkala melakukan pengejaran terhadap nabi Musa AS.
Permintaan Prancis ditanggapi oleh Mesir dengan mengizinkan Prancis untuk mengadakan penelitian. Mumi Fir’aun dipindahkan dengan menggunakan pesawat terbang. Setibanya di Prancis, kedatangan mumi tersebut disambut oleh Persiden Franso Metron beserta para menterinya seolah-olah dia masih hidup.
Mumi tersebut kemudian dipindahkan ke pusat barang-barang kuno milik Prancis untuk diserahkan kepada para ilmuwan dan dokter bedah, supaya mereka dapat mempelajari rahasia yang terkandung dari mumi tersebut, dan Profesor Professor Maurice Bucaille bertindak sebagai ketua tim penelitian.
Semua tim peneliti bertugas untuk meneliti, memperbaiki tulang-tulang yang sudah rusak dan anggota tubuh yang lainnya. Berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Professor Maurice Bucaille, ia justru menyelidiki tentang rahasia kematian Fir’aun.
Pada suatu malam, ia memperoleh hasil penelitiannya; bahwa terdapat bekas garam yang menempel pada mayat mumi, sehingga dapat ia jadikan sebuah bukti yang nyata bahwa Fir’aun mati karena tenggelam dan mayatnya dapat di selamatkan, kemudian diawetkan pada saat kejadian.
Dari hasil penelitiannya, timbul beberapa pertanyaan yang susah untuk ia dapatkan jawabannya yaitu bagaimana mayat Fir’aun dapat diselamatkan, dan anggota tubuhnya masih tetap utuh, sedangkan kondisi mayat-mayat yang lainnya setelah diawetkan tidak seperti dirinya? Namun sebelum ia selesai membuat kesimpulan, salah seorang temannya berbisik kepadanya dengan berkata: “Jangan terburu-buru seperti itu, karena orang-orang Islam telah mengetahui tentang hal ini.” Mendengar pernyataan dari temannya itu, ia menolak keras atas pernyataan tersebut. Ia berkata: “Penemuan seperti ini tidak mungkin dilakukan kecuali ada dukungan sains dan teknologi canggih”. Salah seorang temannya yang lain menanggapinya seraya berkata: “Al-Quran merekalah yang telah menceritakan kematiannya dan bagaimana jasadnya di selamatkan dari tenggelam.” Mendengar penjelasan temannya itu, Bakay kebingungan dan bertanya-tanya bagaimana hal ini bisa terjadi? Sedangkan mumi ini sendiri baru ditemukan pada tahun 1898 atau kurang lebih baru dua ratus tahun yang lalu, sedangkan Al-Quran mereka sudah ada semenjak lebih dari seribu empat ratus tahun….!!!
Bagaimana akal manusia dapat mengetahuinya, padahal semua manusia -bukan hannya orang-orang Arab- belum ada yang mampu mengetahui bagaimana peradaban orang-orang Mesir di masa lampau dan bagaimana caranya mereka mengawetkan mayat, kecuali pada masa sepuluh tahun yang lalu?
Maurice duduk termenung di dekat mumi Fir’aun tersebut sambil memikirkan tentang bisikan yang telah ia dengar dari temannya; bahwasanya Al-Quran telah menceritakan kejadian itu, padahal kitab sucinya hanya menceritakan tentang tenggelamnya Fir’aun akan tetapi di dalamnya tidak di jelaskan tentang keadaannya sesudah tenggelam. Ia pun bergumam dalam kesendiriannya: “Masuk akalkah bahwa jasad yang ada di depanku ini adalah Fir’aun Mesir yang telah mengusir Nabi Musa? Benarkah kalau Nabinya orang muslim yang bernama Muhammad itu sudah mengetahui tentang hal ini sejak 1400 tahun yang silam?
Berbagai pertanyaan yang belum sempat terjawab, membuat Professor Maurice tidak dapat tidur disetiap malam. Ia kemudian mengambil Kitab Taurat dan membacanya, sampai pada sebuah kalimat yang mengatakan: “Kemudian air itupun kembali pada keadaan sedia kala, kemudian air laut itupun menenggelamkan perahu-perahu beserta Fir’aun dan bala tentaranya, hingga tidak tersisa satupun diantara mereka.”
Setelah menyelesaikan penelitian dan perbaikan, maka mumi tersebut kemudian di kembalikan ke Mesir dengan menggunakan peti yang terbuat dari kaca nan elok, karena menurutnya itu lebih pantas untuk orang yang berkedudukan seperti Fir’aun. Akan tetapi Bakay masih dalam kondisi belum puas dengan berita yang di dengarnya, bahwa orang-orang Islam telah mengetahui keselamatan mumi ini. Ia pun lalu berkemas untuk berkunjung ke Saudi Arabia guna menghadiri seminar kedokteran yang akan dihadiri para pakar bedah muslim.
Dalam pidatonya, Professor Maurice memulai pembicaraan tentang hasil penyelidikannya bahwa jasad Fir’aun dapat diselamatkan setelah tenggelam, kemudian salah seorang diantara pakar muslim berdiri dan membuka serta membacakan mushaf pada Surat Yunus Ayat 92 yang artinya: “Pada hari ini kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat dijadikan pelajaran bagi orang-orang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan kami.”
Professor Maurice Bucaille terheran-heran dengan penjelasan yang baru saja ia dengar, ia lalu beranjak dari tempat duduknya dan dengan suara lantang ia berkata: “Pada hari ini; aku menyatakan diri untuk memeluk agama Islam dan aku mengimani Al-Quran ini”.
Setelah selesai seminar Professor Maurice Bucaille lalu kembali ke Prancis dengan wajah yang berbeda dari wajah sebelum ia datang menghadiri seminar. Selama sepuluh tahun ia tidak mempunyai pekerjaan yang lain, selaian mempelajari tentang sejauh mana keserasian dan kesinambungan Al-Quran dengan sains, serta perbedaan yang bertolak belakang dengannya. Namun apa yang ia dapati selalu berakhir sebagaimana Firman Allah SWT: ”Yang tidak datang kepada Al-Quran kebatilan baik dari belakang maupun dari depannya, yang diturunkan dari Tuhan yang Maha Bijaksana lagi terpuji” (Q.S: Fush Shilat-43).
Dari hasil penyelidikan yang bertahun-tahun, ia kemudian menulis sebuah buku tentang kesinambungan Al-Quran dengan sains yang mampu mengguncangkan Eropa. Sehingga ketika para pakar-pakar dan para ilmuwan barat berusaha untuk mendebatnya, mereka tidak kuasa.
Buku Karangan MauriceBucaille
Bucaille dalam bukunya menulis bahwa dalam Al Qur’an terdapat banyak kecocokan dengan fakta sains. Di antara tulisannya ialah:
Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan.” [QS 27:88]
Bucaille menjelaskan bahwa ternyata gunung-gunung bersama dengan lempeng bumi bergerak. Jadi ayat Al Qur’an di atas sesuai dengan ilmu pengetahuan.
Bucaille juga menjelaskan bahwa ayat Al Qur’an di bawah yang menyatakan bahwa Allah menyelamatkan badan Fir’an hingga bisa dilihat manusia saat ini sesuai dengan kenyataan:
Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu” [QS 10:92]
Ternyata para ahli menemukan garam di dalam badan Fir’aun yang menunjukkan bahwa Fir’aun memang pernah tenggelam. Jenazah Fir’aun/Mumi bisa dilihat manusia hingga saat ini.


SUMBER BACAAN : KASKUS

Selasa, 22 Mei 2012

Cerita nenek Tua dari madura


Diceritakan kembali oleh Kang Jalaludin Rahmat, sumber cerita Kiai Zawawi Imron


"Dahulu kala di sebuah kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Ia menjual bunga nya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai jualan, iapergi ke masjid Agung di kota itu. Ia berwudu, masuk mesjid, dan melakukan shalat Dhuhur. setelah membaca wirid sekadarnya, ia keluar masjid dan membungkuk - bungkuk di halaman masjid. Ia mengumpulkan dedaunan yang berceceran di halaman masjid. Selembar demi selembar dikaisnya. Tidak satu lembarpun ia lewatkan. Tentu saja agak lama ia membersihkan halaman masjid dengan cara itu. padahal matahari madura di siang hari itu sungguh menyengat. Keringat nya membasahi seluruh tubuhnya.


Banyak pengunjung masjid jatuh iba kepadanya. pada suatu hari takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum perempuan tua datang. Pada hari itu, ia datang dan langsung masuk masjid. usai shalat, ketika ia ingin melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut. Tidak ada satupun daun terserak di situ. ia kembali ke masjid dan menangis keras. Ia mempertanyakan mengapa daun - daun itu sudah disapukan sebelum kedatangannya. Orang - orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya. "jika kalian kasihan kepadaku." kata nenek itu. "Berikan kesempatan padaku untuk membersihkannya."


Singkat cerita , nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan itu seperti biasa. seorang kiai yang terhormat diminta untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapa ia begitu bersemangat membersihkan daun - daun itu. Perempuan tua itu mau menjelaskan sebabnya dengan dua syarat: pertama, hanya Kiai yang mendengarkan rahasianya;kedua, rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup. sekarang ia sudah meninggal dunia, dan Anda dapat mendengarkan rahasia itu.

"Saya ini perempuan bodoh ,pak Kiai." tuturnya. "Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari kiamat tanpa syafaat Kangjeng nabi Muhammad. Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu shalawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya ingin Kanjeng nabi menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan shalawat kepadanya"

Sebuah cerita yang semoga bisa diambil manfaatnya

Kamis, 19 April 2012

TUHAN ITU TIDAK ADA ?? (3)

Ada seorang pemuda yang mencari seorang guru agama, pemuka agama atau siapapun yang bisa menjawab 3 pertanyaannya. Akhirnya sang pemuda itu menemukan seorang bijaksana.
Pemuda : Anda siapa? Bisakah menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?
Bijaksana : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda.
P : Anda yakin? Sedang profesor dan banyak orang pintar saja tidak mampu menjawab pertanyaan saya.
B : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.
P : Saya punya 3 buah pertanyaan.

1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukkan wujud Tuhan kepada saya.
2. Apakah yang dinamakan takdir?
3. Kalau setan diciptakan dari api kenapa dimasukkan ke neraka yang terbuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat setan, sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?
Tiba-tiba sang orang bijaksana tersebut menampar pipi si pemuda dengan keras.

P(sambil menahan sakit) : Kenapa anda marah dan menampar saya?
B : Saya tidak marah... Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 buah pertanyaan yang anda ajukan.
P : Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.
B : Bagaimana rasanya tamparan saya?
P : Tentu saja saya merasa sakit.
B : Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?
P : Ya.
B : Tunjukkan pada saya wujud sakit itu !
P : Saya tidak bisa.
B : Itulah jawaban pertanyaan pertama. Kita semua merasakan keberadaan Tuhan tanpa mampu melihat wujudNya.
B : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?
P : Tidak.
B : Apakah pernah terpikir oleh anda akan menerima sebuah tamparan dari saya hari ini?
P : Tidak.
B : Itulah yang dinamakan Takdir.
B : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?
P : Kulit.
B : Terbuat dari apa pipi anda?
P : Kulit.
B : Bagaimana rasanya tamparan saya?
P : Sakit
B : Walaupun setan dan neraka sama terbuat dari api, neraka tetap menjadi tempat menyakitkan untuk setan.

TUHAN ITU TIDAK ADA ...(2)

pada suatu hari,Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut dan merapikan brewoknya. Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat.

Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang TUHAN.

Si tukang cukur bilang: ”Saya tidak percaya kalau TUHAN itu ada”. TUHAN ITU TIDAK ADA PAK...!    “Kenapa kamu berkata begitu ?” tanya si konsumen.

“Begini, coba kamu perhatikan di depan sana, di jalanan…. untuk menyadari bahwa TUHAN itu tidak ada”.
“Katakan kepadaku, jika TUHAN itu ada. Adakah yang sakit? Adakah anak-anak terlantar? Adakah yang hidupnya susah?” .

“Jika TUHAN ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan”.

“Saya tidak dapat membayangkan TUHAN Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi”.

Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon apa yang dikatakan si tukang cukur tadi, karena dia tidak ingin terlibat adu pendapat.

Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.


Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar (Jawa : mlungker-mlungker – Red), kotor dan brewok, tidak pernah dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.

Si konsumen balik ke tempat tukang cukur tadi dan berkata :
“Kamu tahu, sebenarnya di dunia ini TIDAK ADA TUKANG CUKUR..!”

Si tukang cukur tidak terima, dia bertanya : ”Kamu kok bisa bilang begitu?”.
“Saya tukang cukur dan saya ada di sini. Dan barusan saya mencukurmu!”

“Tidak!” elak si konsumen.
“Tukang cukur itu TIDAK ADA! Sebab jika tukang cukur itu ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana“, si konsumen menambahkan.

“Ah tidak, tapi tukang cukur itu tetap ada!”, sanggah si tukang cukur.
“Apa yang kamu lihat itu adalah SALAH MEREKA SENDIRI, mengapa mereka tidak datang kepada saya untuk mencukur dan merapikan rambutnya?”, jawab si tukang cukur membela diri.

“COCOK, SAYA SETUJU..!” kata si konsumen.
“Itulah point utamanya!.. Sama dengan TUHAN.

“Maksud kamu bagaimana?”, tanya si tukang cukur tidak mengerti.

Sebenarnya TUHAN ITU ADA ! Tapi apa yang terjadi sekarang ini.?
Mengapa orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU mencari-NYA..?
Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini.”

Si tukang cukur terbengong !!!! Dalam hati dia berkata : “Benar juga apa kata dia..mengapa aku tidak mau datang kepada TUHANKU, untuk beribadah dan berdoa, memohon agar dihindarkan dari segala kesusahan dalam hidup ini..?”

TUHAN ITU TIDAK ADA ? (1)

Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada? Apakah kejahatan itu ada? Apakah Tuhan menciptakan kejahatan?
Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang mahasiswa-mahasiswanya dengan pertanyaan ini, “Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?”.
Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, “Betul, Dia yang menciptakan semuanya”.
“Tuhan menciptakan semuanya?” Tanya professor sekali lagi.
“Ya, Pak, semuanya” kata mahasiswa tersebut.
Profesor itu menjawab, “Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan.”
Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut. Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia telah membuktikan kalau agama itu adalah sebuah mitos.
Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata, “Profesor, boleh saya bertanya sesuatu?”
“Tentu saja,” jawab si Profesor
Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, “Profesor, apakah dingin itu ada?”
“Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Kamu tidak pernah kedinginan?” Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya.
Mahasiswa itu menjawab, “Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas.
Mahasiswa itu melanjutkan, “Profesor, apakah gelap itu ada?”
Profesor itu menjawab, “Tentu saja itu ada.”
Mahasiswa itu menjawab, “Sekali lagi anda salah, Pak. Gelap itu juga tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak. Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna. Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut. Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya.”
Akhirnya mahasiswa itu bertanya, “Profesor, apakah kejahatan itu ada?”
Dengan bimbang professor itu menjawab, “Tentu saja, seperti yang telah kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan.”
Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab, “Sekali lagi Anda salah, Pak. Kejahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti dingin atau gelap, kejahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan. Tuhan tidak menciptakan kejahatan. Kejahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih Tuhan dihati manusia. Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya.”
Sejak hari itu profesor itu tidak pernah menanyakan lagi tentang keberadaan Tuhan.
Dan nama mahasiswa yg berdebat itu adalah : Albert Einstein

Sumber:google.com

Software untuk Belajar Membaca Alquran (Iqra Animasi)


Assalamualaikum Wr Wb..... izinkan saya untuk sharing ilmu tentang keislaman kepada saudara2ku kaum Muslimin, beberapa software berikut ini mungkin berguna bagi sadara2ku dalam memperdalam ilmu keIslamannya, mohon maaf bila ada software yang kurang berkenan. Monggo  download software islami ini. Komentar, saran, dan permintaan sangat di butuhkan....


Belajar Membaca Alquran (Iqra Animasi)    Password :  zheyfive.blogspot.com



Software lain yang mungkin bermanfaat bagi anda, silahkan download

Kamus Bahasa Arab


Salafidb4: Quran Hadist Fatwa Ulama Digital

Kaligrafi Digital


Faraidh [Hitung Warits] At-Tashil v4.2           Password :  imdad-gresik.blogspot.com








cara download :

1. Klik software yang mau di download
2. kemudian Ikuti screen shoot dibawah ini:













 












Cara Mudah Hapus Timeline Facebook

Cara Menghapus facebook timeline sebenarnya mudah sekali dan kata siapa tidak bisa mengembalikan ke tampilan semula. Tapi disini kami akan memberi contoh dengan memakai Add-on buat Mozila Firefox. Silahkan dibaca dan ikuti langkah-langkanya, terimakasih.

PERSIAPAN

Disini penting banget karena nanti hasilnya supaya memuaskan brada dan sista, jadi sebelum melakukan tutorial ini silahkan hapus dulu photo sampul yang besar itu xixixi ^^ supaya saat selesai  mencoba tutorial ini tidak jelek hasilnya.

TUTORIAL SINGKAT

Silahkan ikuti langkah-langkahnya, kalau tidak mengerti kami sudah menambahkan screenshotnya.
Silahkan Masuk dulu ke akun facebook brada atau sista jangan ke akun orang lain xixixi.

Untuk lebih lengkapnya silahkan di download e-booknya, semoga bermanfaat. ^^
kalau mau kembali ke facebook timelain tenang di dalamnya ada caranya juga ^^
Silahkan download :

DOWNLOAD

 Cara download:
1. Klik download di atas
2. kemudian ikuti screenshoot di bawah ini:













 

Rabu, 29 Februari 2012


Office tab ini adalah tool yang berfungsi sebagai jendela masing-masing file microsoft office dalam satu wadah aplikasi office yang kita buka. Secara default, Microsoft tidak menyediakan tool ini dalam paket instalisasi officenya. Masih bingung? contohnya kita buka browser firefox, disitu kita dapat membuka beberapa website sekaligus (ctrl+T) dengan satu jendela, yakni firefox. Jika masih bingung juga silahkan lihat screenshoot dibawah ini